SANG
PELACUR YANG KESEPIAN.
Garis kehidupan memang ada ditangan
Tuhan. Manusia dengan usahanya akan mendapatkan kehidupan yang layak. Tidak dengan
gadis berusia 35 tahun. Hidup sendiri
didalam gubuk tua sudah terbiasa baginya.
Matahari mulai terbenam dan sang gadis
yang berdiam diri memperlihatkan paras wajahnya yang sangat elok, wajah inilah
yang selalu memikat para lelaki, wajah yang tidak menua. Setiap hari asap rokok dan bau alcohol
selalu mendampinginnya karena ini adalah kehidupan yang ia jalanin selama
bertahun-tahun. Sang gadis lupa kapan terakhir ia menghirup udara segar tanpa
iringin dosa. Melayani mereka bertahun-tahun sudah telaten bagiku. “Ujar sang
gadis”
Tempat ini mempunyai kriteria tersendiri saat menerima pelanggan,
maka tak hera npara pejabat Negara datang hanya ingin memuaskan diri mereka dan
meninggalkan istri mereka dirumah.
Ketukan sepatu seorang pemuda perkasa datang kepada ku, tersenyum
lalu melemparkan lembaran kertas berharga yang selama ini aku butuhkan. Hal ini
sudah terbiasa aku terima dari pelanggan. Permainan mereka terlalu kasar,
perlahan-lahan menjilat seperti memakan ek crim ditaman surga.
“
Sudah berapa pelanggan yang kamu layani mala ini? Ujar laki-laki itu” .
“
untuk apa kau bertanya seperti itu? Apa karena bagian ini sudah tidak sekencang
gadis diluar sana”. Gadis yang
membenarkan bajunya mulai tertawa dengan pertanyaan laki-laki itu, baru kali
ini ada pelanggan yang berbicara dengannya, biasanya mereka langsung pergi
setelah hasrat mereka puas.
Laki-laki
itu mengambil sebatang rokok dan menghisapnya dengan pelan-pelan dan menatap
gadis itu dengan diam.
“berhenti
seperti ini!” ujar laki-laki itu lalu pergi.
Untuk sejenak rasa kesepian muncul kembali. Kebahagian yang diimpikan gadis itu mulai merengkut
kembali pikiranya.
“Tuhan,
kapan aku akan melayani seseorang dengan nama diatas buku nikah? Tubuh ini
merasa letih harus melayani para lelaki jelalatan, apa mungkin aku ditakdirkan
untuk menjadi seorang pelacur? lalu melayani mereka setiap malam.
“gak
usah berdoa pada Tuhan, bukanya dia
sendiri yang mentakdir kita untuk menjadi seperti ini, sadar kalau Tuhan ada
kita gak mungkin seperti ini” ujar seorang gadis sambil mengipas-ngipas
wajahnya.
“Aku
tetap percaya pada Tuhan Gir”. Waah sejak kapan kamu percaya sama Tuhan? Sanah kumpul
sama para perempuan pecundang dimasjid jangan keisinoi, gadis pelacur sebut
nama Tuhan.
Aku
memang wanita kotor dan apakah Tuhan juga membeci diriku. Begitu komplitnya
kehidupan ku saat ini. Melayani mereka dan tidak mendapatkan kehangatan dengan
disetuh oleh para laki-laki itu.
TUHAN……………………………
teriak gadis itu tertahan oleh emosinya. Pekerjaan seorang pelacur teryata
bagian dari hidupnnya dan sampai kapapun pekerjaan ini akan tetap menjadia
bagian dari hidup ku.
AKU
MEMANG SEORANG GADIS PELACUR YANG KESEPIAN………… Teriakan gadis itu memicu
perhatian semua orang serta para pelanggan.
#Misa Pena